THE BEST SIDE OF BUKU SIRAH NABI MUHAMMAD USTAZ WADI ANUAR

The best Side of buku sirah nabi muhammad ustaz wadi anuar

The best Side of buku sirah nabi muhammad ustaz wadi anuar

Blog Article

Our companions will gather knowledge and use cookies for advertisement personalization and measurement. find out how we and our ad husband or wife Google, acquire and use info. concur & close

Dapat digabungkan ke dalam kelompok mereka, Ibnu ‘Abd al-Bar dengan al-Isti'ab fi Ma'rifatis Shahabah-nya, yang meski hanya memuat sekelumit Sirah sebagai prolog, namun sarat dengan nilai ilmiah yang tidak terdapat pada karya-karya lain. Hal ini disebabkan karena Ibnu ‘Abd al-Bar, demikian juga Ibnu Hazm dan Ibnu Sidinnas semuanya menggunakan referensi asli. Dengan membaca Sirah melalui sumber-sumber asli tersebut akan memberikan kemampuan mengenal siapa Muhammad dalam sorotan sinar memukau yang dapat menerangi derap langkah kita hari ini dan esok. Telah disinggung sebelumnya, bahwa pendekatan tradisional tidak melakukan klasifikasi dan periodisasi tahap-tahap kehidupan Muhammad, tidak pula berupaya menjelaskan motivasi yang melatar-belakangi setiap tahap dan targetnya. Padahal Sirah bukanlah sekedar uraian peristiwaperistiwa dalam kehidupan Nabi melainkan rangkaian episode yang setiap tahap-tahapnya mengandung ajaran dan pelajaran. Sudah barang tentu akan kehilangan rahasia di balik setiap periode jika tidak mampu menemukan motivasi dan dasar pemikirannya. Yang dimaksud, bukan periode-periode kehidupan Nabi yang sering kita dengar lewat khutbah Jum'at tradisional melainkan tahap-tahap yang dapat dijadikan percontohan bagi perjalanan umat Islam selanjutnya. Motivasi dan dasar pemikiran setiap kebijakan Rasulullah merupakan pelita bagi umat Islam ke arah kesuksesan, kedamaian dan kesejahteraan. Untuk mempertajam pandangan historis, mari kita mengamati garis keturunan Muhammad yang telah kita hafalkan luar kepala sejak kecil dan berkali-kali dikutip dari buku-buku sejarah. Tapi adakah kita menangkap satu pedoman? 12

menenangkan dirinya atau sementara menunggu terdengarnya suara kembali tetapi setelah itu ternyata suara tersebut sudah tak kunjung terdengar lagi beliau beranjak keluar gua dan dalam keadaan menggigil bergegas pulang. Demikianlah persisnya kejadian yang menimpa Muhammad pada hari itu seorang diri sedang alam sekitarnya dalam keheningan membisu. Kami menilai uraian Imam Bukhari tepat dan benar. Bukti mengenai hal itu akan terlihat pada kejadian-kejadian berikutnya. Adalah tidak mungkin bagi seorang manusia menerima wahyu kecuali dalam bentuk seperti yang telah digambarkan. Tidak mungkin pula perasaan Muhammad yang mengiringi kejadian tersebut kecuali seperti yang telah diriwayatkan. Oleh karena itu apa yang digambarkan oleh perawi lain bahwa sebelum kejadian itu Rasulullah melihat dan mendengar suara malaikat di langit atau mendengar suara yang menyapanya lalu tidak melihat sumber dari mana asalnya, semua itu tidak mungkin terjadi. Muhammad ibn Ishaq keliru dalam riwayatnya yang menggambarkan bahwa Muhammad berjalan-jalan sampai batas kejauhan dari mana terlihat olehnya perumahan penduduk dengan samar-samar jika beliau ingin melepas hajat. Dalam perjalanan itu setiap kali melewati batu atau pohon terdengar olehnya sapaan assalamu alaika ya Rasulallah, dan saat beliau menoleh ke kanan, kiri dan belakang yang terlihat olehnya hanyalah batu dan pohon. Lebih lanjut Ibnu Ishaq menyebutkan bahwa sejenak Rasulullah tertegun, mendengarkan dan melayangkan pandangan dan keadaan seperti itu selalu dialami oleh Rasulullah hingga Jibril datang membawa wahyu dari Allah pada bulan Ramadlan". Hal ini tidak mungkin terjadi sebelum peristiwa gua hira dan barangkali terjadi sesudahnya.

Kelahiran Nabi Muhammad memiliki pengaruh yang luas tidak hanya pada masyarakat Arab, tetapi juga pada peradaban dunia. Sebagai pembawa risalah Islam, Nabi Muhammad mengubah pola pikir dan sistem nilai masyarakat yang dulunya dipenuhi dengan ketidakadilan menjadi masyarakat yang lebih berkeadilan dan bermoral.

Dari situ, pembaca bisa memetik hikmah tentang kenapa nabi terakhir diturunkan di kalangan bangsa Arab, dan seberapa bobroknya kondisi masyarakat saat itu sehingga membutuhkan seseorang yang mampu mengubah keadaan menjadi lebih baik.

Tidak demikian halnya dengan info-knowledge yang berhubungan dengan semenanjung sebagai satu kesatuan geografis yang mencakup banyak wilayah, masing-masing memiliki ciri khas sendiri, hal mana tidak masuk dalam perhitungan ilmuan klasik. Sebenarnya penentuan letak geografis wilayah-wilayah semenanjung tidak berhubungan dengan apa yang kami maksudkan sebagai latar belakan geografis yang dapat membantu memahami dan mencermati keberhasilan misi Rasulullah, tapi uraian di atas dimaksudkan sebagai pendahuluan untuk mencatat tiga kenyataan mendasar dalam kehidupan semenanjung Arab: Kenyataan Pertama: Fenomena umum yang berlaku dalam kehidupan Arab Jahiliyah, terutama masa jahiliyah II, yakni dua abad sebelum Islam, adalah ketergantungan kehidupan masyarakat kepada pusat-pusat kegiatan dan perkampungan yang ada pada areal tanah subur dengan sumber mata air yang cukup untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan hidup mereka, dan yang memungkinkan bagi mereka menggarap lahan pertanian yang dapat memenuhi kebutuhan pokok makan dan minum, terutama dalam bercocok tanam kurma, gandum dan kebutuhan makanan bagi hewan gembalaan. Jika andalan kehidupan mereka yang stabil tergantung pada pertanian dan peternakan maka para penduduk badui yang berpindah-pindah mengandalkan peternakan saja. Hewan-hewan mereka makan dari tumbuhan dan rerumputan berduri dan kering yang selanjutnya memproduksi susu, daging dan wol. Artinya kehidupan mereka tergantung pada hewan. Fenomena ini terlihat pada pusat-pusat kegiatan dan perkampungan di Hijaz dan Tihama yang meliputi Mekkah, Madinah, Thaif, Khaebar, Tayma, Wadil-Qura mendaki sampai ke utara semenanjung, dan Besya, Saraah serta Ghamid turun ke arah selatan. Pusat-pusat kegiatan dan perkampungan tersebut juga meliputi areal tanah subur yang mengitari telaga-telaga dengan air melimpah seperti di Nejd, demikian juga di Bahrain yang memiliki sumber-sumber mata air, 72

Sahabat yang tergolong kaya berusaha membebaskan pengikut yang tertindas dari statusnya sebagai hamba sahaja dengan menebus sejumlah bayaran kepada tuan yang memilikinya. Adalah Abu Bakar dan Usman yang dikenal banyak berjasa dalam hal ini. Dengan demikian sudah nyata bagi kaum musyrik keteguhan pendirian kaum muslim memegang aqidah dan kesiapan mengorbankan segala yang dimiliki. Ternyata Islam tidak segampang yang mereka bayangkan dan sudah menjadi tantangan yang harus diperhitungkan dengan menyiapkan segala potensi dan daya upaya untuk menghadapinya. Sementara itu ayat-ayat al-Qur'an yang turun semakin intensif menyerang animisme, kekufuran dan syirik serta mengajak untuk meninggalkan sikap-sikap dan perbuatan yang sia-sia menuju kepada keimanan yang utuh terhadap keEsaan Allah. Bagi mereka, Islam sudah merupakan ancaman yang membahayakan ideologi mereka, sistim kehidupan dan position sosial yang mereka nikmati sebagai elit penguasa dan pemiliknya. Perlawanan mereka beralih menjadi difensif demi mempertahankan status quo dari penetrasi ideologi baru dengan segala konsekwensinya yang tidak akan pernah menerima kompromi. Oleh karena itulah pemimpin Qureisy menggunakan kekerasan dan teror. Meskipun seluruh kekuatan sudah mereka curahkan untuk memberantas dakwah Islam namun tidak berhasil, karena Muhammad adalah Rasulullah dan para pengikutnya sangat teguh memegang pendirian, tabah menghadapi setiap ancaman dan cobaan terutama karena al-Qur'an selalu membekali mereka dengan keterangan-keterangan yang jelas. Di bawah pimpinan Rasulullah mereka mengajak ke jalan Allah dengan penuh hikmah dan pengajaran yang baik.

قرأت الكتاب في ساعتين كان أسلوب الكاتب ممتعاً يحكي سيرة الحبيب بالمختصر المفيد وبشكل مبسط جداً قد أعده بما يناسب طلاب الثانوية

sesungguhnya ia dan ayahnya berhak untuk memimpin". Lalu pasukan Usamah berangkat menuju perkemahan Juruf dan pada saat yang sama penyakit Rasulullah bertambah keras sehingga Usamah berhenti di perkemahan menunggu perkembangan. Usamah berkata: tatkala (mendengar berita) bahwa penyakit Rasulullah bertambah berat aku turun dari perkemahan dan mendapatkan Rasulullah tak sadarkan diri dan tak dapat berbicara kecuali dengan isyarat mengangkat tangannya ke arah langit lalu mengusapkannya kepadaku, aku yakin bahwa beliau mendao'akanku" (Ibn Sa'd, vol. two/forty one). Demikianlah keadaannya, Rasulullah dalam kondisi kesehatan (memprihatinkan) sementara orang-orang di sekitarnya dalam urusan lain. Beliau memikirkan masa depan Islam dan kesinambungan misinya sedangkan mereka memikirkan diri mereka sendiri masing-masing memikirkan nasib dan masa depannya. Beliau inigin memperlihatkan hasil usaha beliau merekrut generasi muda pejuang-pejuang baru Islam yang dipersonifikasikan melalui figur Usamah ibn Zaid ibn Haritsah. Yang menyebabkan keterlambatan melaksanakan ekspedisi Usamah adalah bahwa para pembesar muhajirin dan al-anshar merasa berat (dahulu) dipimpin oleh Zaid ibn Haritsah yang merupakan mantan budak; dan ketika ia telah tewas dan mati syahid mereka merasa berat lagi dipimpin oleh putranya Usamah ibn Zaid terutama karena Rasulullah, dalam rangka meyakinkan orientasinya untuk menciptakan generasi baru, beliau menetapkan agar Abu Bakr dan Umar serta Abu 'Ubaidah ikut sebagai anggota pasukan dengan pemegang bendera dari keluarga Khuza'ah yang kelak keturunannya akan berperan penting dalam sejarah Islam dengan lahirnya dinasti Abbasiah yaitu Buraidah ibn al-Khasib al-Aslumi al-Khuza'i. Beban perdebatan ini menambah berat penyakit Rasulullah dan menguras habis tenaganya yang masih tersisa. Mereka tetap saja melibatkan Rasulullah dalam urusan-urusan mereka yang melelahkan sementara beliau dalam keadaan sakit berat.

There's two facets from the identity on the Prophet Muhammad: revelation and tradition. both of those of these developped the character and the behavior of your Prophet Muhammad to be a mere individual too to be a prophet. It is hard occasionally to differentiate amongst both of these entities.

Jika Muhammad sendiri sampai saat dan detik itu belum terlintas dalam benaknya bahwa beliau akan menjadi Nabi, bagaimana mungkin terbetik dalam benak Khadijah? Kemudian apakah gerangan yang membangkitkan bisikan hatinya? Apakah ada dalam dialognya dengan Muhammad yang menunjukkan hal itu? Pertanyaan yang bernada kritik ini sengaja kami ajukan untuk lebih memperdalam kesan bahwa kita harus sangat berhati-hati dalam memilih kata-kata yang digunakan untuk menguraikan sejarah hidup Rasulullah. Susunan kata yang memperhatikan gaya sastra nan indah hanyalah akan mengaburkan masalah dan menghalangi kita memahami dan mencerna susbtansi sejarah. Pemahaman itu sendiri akan jauh lebih indah dan lebih mengena dari pada memilih gaya bahasa sastra, apatah lagi jikalau gayanya cuma merupakan ciplakan dan cuplikan dari tulisan seorang orientalis Perancis seperti Emile Dermenghem. Dalam volume II buku Tarikh al-Islam karya Muhammad ibn Ahmad ibn Utsman az-Dzahaby tercatat pengakuan Musa ibn ‘Uqba dalam bukunya, al-magazy bahwa ketika Rasulullah merasakan beban berat dari mimpi-mimpinya dan menceritakannya kepada click here Khadijah, Allah SWT melapangkan dadanya dan memeliharanya dari sikap ingkar sehingga ia menenangkan suaminya dengan mengatakan "suatu tanda kebaikan". Kemudian beliau menceritakan bahwa dadanya dibelah lalu dicuci, dibersihkan dan ditutup kembali seperti sedia kala, ia berkata "ini betul-betul pertanda kebaikan, maka bergembiralah". Pernyataan 'Uqbah yang menegaskan bahwa Allah melapangkan dada Khadijah untuk percaya dan memeliharanya dari sikap ingkar 36

Oleh karena itu di masa Rasulullah tidak ada lembaga-lembaga negara seperti lembaga eksekutif, legislatif dan semacamnya tapi ketentuan al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah yang diterapkan oleh anggota masyarakat secara jujur dan konsekwen berdasarkan kesadaran hati sanubari. Mereka tidak memerlukan pegawai karena setiap anggota masyarakat mengetahui dan menyadari tugas dan kewajiban serta hak masing-masing; yang berarti jika mereka melakukan sesuatu apapun maka sebenarnya ia telah melayani dan menyenangkan diri sendiri. Rasululah adalah pengarah, pengayom, pemberi petunjuk dan penerang jalan kehidupan. Lebih keliru lagi asumsi yang menganggap Muhammad sebagai politisi, karena dalam politik selalu ada kesan tipu-daya, sedangkan hal semacam itu tidak boleh bagi seorang Rasul atau Nabi. Demikian juga sebagai panglima perang, karena panglima umumnya bertugas menghancurkan lawan, sedangkan Muhammad sebagai Rasul tidak pernah betujuan menghancurkan atau menewaskan lawan. Termasuk tidak boleh menjuluki Rasulullah sebagai diplomat, karena dalam diplomasi selalu ada kecenderungan tipu-muslihat, atau hipokrit20 bahkan dusta, sedangkan sifatsifat seperti itu tidak boleh bagi seorang Nabi. Jadi, yang lebih layak dan pantas ialah julukan yang diberikan Allah dalam al-Qur'an-Nya atau julukan yang ditetapkan oleh beliau sendiri; yaitu : al-Syahid yakni: contoh, bukti, tauladan, penunjuk jalan, pemberi kabar gembira yang mengajak kepada jalan Allah atas izin-Nya. Demikian itu adalah merupakan terminologi dari al-Qur'an sendiri dan dapat menjelaskan sifat dan fungsi Rasulullah.

Istilah namus populer dalam penggunaan para kelompok Gnostik, suatu sekte agama yang lahir dan berkembangan pada masa-masa awal agama Kristen yang menggabungkan ajaran-ajaran agama dengan kepercayaan animisme. Sekte tersebut telah terhapus oleh berkembangnya agama Kristen terutama setelah Paulus memberikan batasan-batasan bagi agama Kristen dalam bentuk yang diinginkannya, menjadikan Kristen berdiri sendiri dan terpisah dari agama Yahudi. Pemikirannya didasarkan kepada pertimbangan bahwa kebangkitan Isa adalah realisasi ajaranajaran yang diserukan oleh Nabi-Nabi bani Israil yang mereka catatkan kitab-kitab di samping Taurat yang kemudian dikodifikasi dalam bentuk lima bagian dalam Kitab Perjanjian Lama. Waraqah menemukan istilah namus dari literatur Gnostik dan menyadari maknanya yang berarti undang-undang Tuhan atau syari'at yang diturunkan kepada Nabi Musa AS. Kitab Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa AS. semestinya memperkuat standing dan posisinya tetapi ketentuan Injil kemudian terhapus sehingga makna namus beralih menjadi catatan-catatan sahabat dekat Nabi Isa mengenai sabda dan pengalaman-pengalaman Nabi Isa AS. Diantara kitab-kitab Injil tersebut ada yang diakui oleh Gereja tetapi lebih banyak yang tidak diakui sehingga seluruhnya dinamakan ‘kitab-kitab Injil palsu’. Karena itu tepat yang dikatakan oleh Waraqah bahwa yang terdengar oleh Muhammad tiada lain kecuali pendahuluan bagi datangnya suatu syari'at seperti yang pernah diterima oleh Nabi Musa AS. Muhammadpun sepenuhnya mengerti maksudnya sehingga jiwanya menjadi agak tenang. Setidaknya beliau yakin bahwa yang menimpanya bukanlah sentuhan setan atau jin melainkan sesuatu dari langit.

Ternyata pemilihan utusanpun juga disesuaikan dengan negara tujuan, seperti sahabat Dihyah al Kalbi yang diutus ke Romawi yang penuh kemegahan karena kecerdasan dan type-nya yang kira-kira bisa mengimbangi gaya bermasyarakatnya orang Romawi.

Report this page